Langsung ke konten utama

"Agritech 4.0: Menggagas Revolusi Digital di Dunia Pertanian"

Diabad ke dua puluh satu kita sudah masuk pada era digitalisasi. Digitalisasi adalah proses perubahan yang terjadi pada teknologi bersifat analog ke teknologi bersifat digital.

Proses yang terjadi kemudian banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, hingga saat ini industri sudah semakin modern dan mengandalkan teknologi tersebut untuk terus menopang operasionalnya.

Dengan adanya digitalisasi diharapkan kinerja manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Sehingga digitaalisasi menjadi hal yang krusial untuk dilakukan disemua sektor tak kerkecuali sektor pertanian.

Transformasi digital di bidang pertanian perlu digalakan. Perangkat IoT industri, robotika, konektivitas satelit, kecerdasan buatan, dan platform cloud-edge mendorong percepatan sektor ini.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa produksi tanaman perlu meningkat sebesar 60-70% pada tahun 2050 untuk memenuhi permintaan populasi global yang terus meningkat. 

Pengelolaan energi, air dan sumber daya alam, emisi karbon, kekurangan tenaga kerja, bencana alam dan ketidakpastian ekonomi mempengaruhi industri yang beralih ke teknologi sebagai solusi cerdas.

Agritech, singkatan dari agriculture technology, merujuk pada penggunaan teknologi dalam sektor pertanian. 

Agritech 4.0 berfokus untuk mendukung pertanian dan petani dalam memberikan mereka pengetahuan dan bantuan mengenai aspek-aspek utama dari teknologi, proses, dan praktik yang terus berkembang yang sedang dikembangkan dan digunakan untuk pertanian berkelanjutan.

Industri pertanian memegang sektor penting dalam kehidupan manusia. Untuk itu sektor pertanian di tuntut untuk menjaga produktivitasnya agar tercipta ketahanan pangan yang baik.

Sebenarnya penggunaan teknologi sudah mulai digunakan petani seperti alat mesin pertanian modern, sistem smart farming yang mengatur otomatisasi irigasi dan pemupukan, dan masih banyak lagi.

Namun ternyata masih banyak juga petani yang belum menggunakannya terutama petani desa yang sulit mendapatkan akses.

Untuk itu penting agar penerapan Agritech 4.0 bisa digunakan menyeluruh dan saling membantu antara stakeholders yang ada.

Agritech 4.0 harus terus digalakan agar pertanian bisa produktif dan memudahkan petani menghasilkan pangan dengan efektif dan efisien.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petani dan Lahan Sawah Menipis, Masih Layak kah Indonesia disebut Negara Agraris?

Kita pasti udah ga asing lagi kan denger sebutan "Indonesia adalah negara agraris". Lalu pertanyaannya apa sih negara agraris. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri , agraris memiliki tiga pengertian. Pengertian pertama adalah mengenai pertanian atau tanah pertanian. Pengertian kedua adalah mengenai pertanian atau cara hidup petani. Serta, yang ketiga adalah bersifat pertanian. Secara sederhana negara agraris ialah negara yang sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian. Sehingga secara otomatis perekonomian negara tersebut didasarkan pada memproduksi dan mempertahankan tanaman dan lahan pertanian. Banyak hal yang memfaktori Indonesia menjadi negara agraris. Seperti kondisi geografi indonesia, sumber daya alam dan lahan yang melimpah, iklim yang mendukung dan faktor lainnya yang tidak heran juga zaman dahulu nenek moyang kita sebagian besar berprofesi sebagai petani. Namun melihat kondisi saat ini apakah Indonesia masi layak di sebut negara agraris? 1. P...